Kapasitas Listrik Bakal Ditambah hingga 80 Gigawatt di 2040, Butuh Investasi Rp 2.370 Triliun

Read Time:3 Minute, 44 Second

Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PT Perusahaan Perusahaan PerusahaanEL Negara (Persero), petbrowser.us, Jakarta, mengatakan pada tahun 2040, Indonesia akan memiliki tambahan kapasitas terpasang listrik sebesar 80 gigawatt (GW) dan membutuhkan investasi sebesar USD 152 miliar. atau sekitar Rp 2,37 triliun (kurs). 15.594 hingga USD).

“Pada tahun 2040, Indonesia akan memiliki kapasitas terpasang listrik sebesar 80 gigawatt (GW), dan 75 persennya akan berasal dari energi baru terbarukan, sedangkan sisanya akan menggunakan bahan bakar gas. Panjang transmisi yang dibutuhkan adalah 47.000 kilometer.” akan membutuhkan investasi sebesar 152 miliar dolar,” kata Darmawan Jumat (3/8/2024) saat membuka diskusi “Road to PLN Investment Days 2024” di Jakarta.

Darmawan mengatakan banyak peluang yang bisa dimanfaatkan Indonesia dalam program transisi energi. Pengembangan energi terbarukan kemungkinan akan menarik investasi sebanyak mungkin. Namun tantangan transisi energi di Indonesia juga tidak mudah.

Menurutnya, kerja sama menjadi kunci penting dalam pelaksanaan program transisi energi di Indonesia. Darmawan mengatakan PLN tidak mungkin menanggung beban program ini sendirian.

Kerja sama sangat penting dalam hal investasi dan penggunaan teknologi. Dalam keseluruhan program peningkatan kapasitas listrik energi baru dan terbarukan, pihak swasta mendapat bagian sebesar 60 persen dan sisanya dikelola oleh PLN.

“Ini tantangan yang luar biasa, namun di balik itu semua ada peluang. Mari kita berharap ini menjadi awal baru di mana kita bisa memimpin program transisi energi di Indonesia dengan semangat kerja sama,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman Hutazulu mengatakan listrik sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Untuk meningkatkan pembangunan ekonomi, efisiensi energi juga harus ditingkatkan. Potensi peningkatan pangsa energi terbarukan di Indonesia sangat besar dalam upaya peningkatan kapasitas listrik terpasang.

Peluangnya apa? Indonesia mempunyai potensi energi terbarukan sebesar 3,6 terawatt (setara 3.600 GW). Selain itu, harga listrik dari energi terbarukan juga semakin murah, kata Zisman.

Selain itu, Indonesia tidak hanya mempunyai peluang berupa potensi energi terbarukan, namun juga peluang pengembangan industri di bidang energi terbarukan. Salah satunya adalah pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) fotovoltaik untuk industri manufaktur. Indonesia juga memiliki banyak mineral penting sebagai sumber bahan baku.

Terkait perkembangan manufaktur energi terbarukan, pakar energi dari Pusat Kajian Energi Universitas Gadja Mada, Deendarliant, Yogyakarta melakukan kajian pemetaan potensi manufaktur sektor energi terbarukan pada tahun 2017-2019. Oleh karena itu, produksi energi terbarukan didorong. Diproduksi di luar Pulau Jawa karena biaya produksi. Tidak bisa bersaing dengan Java (mahal).

“Namun industrialisasi di luar Jawa (saat ini) jelas tidak didukung. Jadi industrialisasi harus kita dorong ke arah itu. Kita siapkan industri apa yang ingin kita bangun. Selain itu, kita juga harus memanfaatkan teknologi lokal (untuk mempercepat pembangunan). energi terbarukan di suatu wilayah),” kata Deenderliant.

Subholding PLN Energy Primer Indonesia (PLN EPI) akan memasok 2,2 juta ton tahun ini untuk memenuhi kebutuhan biomassa di 47 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN Grup. Volume ini meningkat 220 persen dibandingkan 1 juta ton pada tahun 2023.

Sekretaris Perusahaan PLN EPI Mamit Setiawan mengatakan kebutuhan biomassa semakin meningkat setiap tahunnya. Sebab, penggunaan biomassa mengurangi emisi di PLTU dan mengurangi porsi konsumsi energi fosil.

“Tahun ini kami akan menyuplai biomassa ke 47 PLTU PLN Grup. Total kebutuhannya mencapai 2,2 juta ton. Naik signifikan dibandingkan realisasi tahun 2023,” kata Mamit, Jumat (3/1/2024). . Menurut Mamit, penggunaan biomassa tidak menambah biaya produksi utama pembangkit. Keterjangkauan biomassa dibandingkan batu bara adalah 1:1 sehingga sangat ekonomis dalam penggunaan biomassa.

“Saat ini harga batu bara USD 5-6 sen (sekitar Rs 7.795 – 9.354) per kilo watt hour (kWh). Biomassa juga sama. Dibandingkan EBT lain, biomassa ini lebih murah,” jelas Mamit.

Pengurangan emisi dari konsumsi biomassa diperkirakan mencapai 2,4 juta ton CO2 pada tahun ini. Jumlah ini meningkat dibandingkan realisasi penurunan emisi sebesar 1,05 juta ton CO2 pada tahun 2023.

Tahun depan, 52 PLTU yang menggunakan biomassa akan membutuhkan total 10,2 juta ton biomassa.

Untuk melanjutkan penawaran tersebut, PLN EPI melakukan berbagai upaya. PLN melakukan pemetaan digital EPI untuk mengidentifikasi potensi biomassa yang dapat mendukung rencana pasokan sebesar 2,2 juta ton pada tahun 2024 dan 10,2 juta ton pada tahun 2025.

Pada bulan Februari 2023, PLN EPI bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi DIY, Keraton Yogyakarta dan masyarakat Gunung Kidul akan menggunakan lahan seluas 30 hektar untuk menanam 50 ribu pohon dan saat ini kebun pembibitan sudah siap untuk ditanami 50 ribu pohon. Target panen awal pada tahun 2025 adalah 25 ton per tahun.

“Fase kolaboratif ini dapat mendorong peningkatan perekonomian masyarakat. Pemanfaatan lahan-lahan yang tidak terpakai memberikan efek ekonomi sirkular bagi masyarakat,” tegas Mamit.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Mengenal Microsleep saat Mudik, Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Next post 3 Sepeda Motor Keren Honda Resmi Mengaspal