Inilah Otak Purba Berusia 12.00 Tahun Terakhir yang Ditemukan

Read Time:1 Minute, 41 Second

LONDON – Otak manusia kita sama rapuhnya dengan tahu. Meski menjijikkan, fakta ini membuat penemuan sampel otak yang telah terawetkan secara alami selama ribuan tahun menjadi semakin menarik.

Sempat dianggap sangat langka, penelitian baru menantang gagasan bahwa stroke tidak dapat diobati dengan baik.

Hal ini menunjukkan bahwa kita telah menemukan sejumlah besar otak manusia yang terawetkan, dengan otak yang licin ini terkadang menjadi satu-satunya jaringan lunak yang tersisa di rongga tengkorak sementara bagian tubuh lainnya menjadi tulang.

Sebuah tim yang dipimpin oleh mahasiswa PhD NERC Alexandra Morton-Hayward dari Merton College, Departemen Ilmu Hayati Universitas Oxford, telah berhasil mentransplantasikan lebih dari 4.000 otak manusia ke dalam sebuah gudang global.

Otak-otak ini berasal dari enam benua, dan sebagian besar berusia 12.000 tahun. Mereka datang dari berbagai kalangan, mulai dari penjelajah Arktik, biksu Eropa hingga anggota keluarga kerajaan di Mesir dan Korea.

Sebagian besar memiliki porsi lebih dari 1.300 otak yang merupakan satu-satunya jaringan lunak yang tersisa di antara sisa-sisa kerangka. Benda-benda aneh ini ditemukan di kuburan yang terendam banjir, kapal yang tenggelam, dan danau panas.

Menurut Morton-Hayward, sangat mengejutkan menemukan kain yang memiliki aspek-aspek ini. Namun, disitulah letak otak kuno ini.

Otak kuno ini juga merupakan yang tertua dalam arsip, beberapa berasal dari zaman es terakhir. Penjelasan atas kegigihannya mungkin disebabkan oleh faktor lingkungan atau psikologi unik dari otak itu sendiri. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian.

Kini, penemuan ini mungkin menjadi pengingat bahwa inilah saatnya untuk melihat kemanusiaan dan korupsi kita dengan cara yang tidak terlalu biner.

“Sebelum belajar sosiologi, saya bekerja sebagai akuntan selama bertahun-tahun. Dan satu hal yang saya pelajari adalah bahwa sama seperti kita semua berbeda dalam hidup, kita semua mengalami kerusakan yang berbeda dalam kematian,” kata Morton-Hayward kepada IFLScience.

“Ada pola-pola mapan yang dapat kita amati (misalnya, jaringan yang mengalami biomineralisasi seperti tulang dan gigi bertahan paling lama), namun pembusukan dapat mengejutkan kita.”

Penemuan ini membuka peluang baru untuk mempelajari evolusi otak manusia, penyakit neurodegeneratif, dan bahkan ritual penguburan di zaman kuno.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Platform Ini Perkenalkan Game dalam Trading
Next post Hindari Stres Saat Mudik Lebaran dengan 3 Tips Ini